Apa hubungan antara kolaborasi dan pembelajaran?
Pembelajaran kooperatifdapat dilakukan antar guru dan siswa di kelas, antar siswa dan siswa,
instruktur dan individu guru serta sekolah. Salah satu cara untuk memperluas
inspirasi belajar siswa adalah dengan bekerja sama satu sama lain.
![]() |
Kolaborasi siswi MINU Trate Putri Gresik Berbasis pendidikan karakter |
Penjelasannya, upaya bersama itu sendiri merupakan kebutuhan manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang berbeda untuk bekerja sama dan membantu orang lain.
Untuk mewujudkan pendidikanyang berkualitas, diperlukan kerja keras dan partisipasi yang besar bagi
komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Semua komponen mulai dari
kepala sekolah, pendidik, dan siswa. Selain itu, pendidik dengan keterampilan
dan karakternya berupaya membantu terciptanya lingkungan belajar yang layak dan
mendorong siswanya untuk berprestasi dan berkarakter dengan baik.
Upaya terkoordinasi antar
komponen bantuan instruktif sangatlah penting, khususnya kerjasama antar
sekolah dan pendidik. Kerjasama ini dapat membentuk karakter dan kinerja
sekolah, bahkan dapat meningkatkan inspirasi belajar siswa.
Pendidik yang memiliki kemampuan berinovasi
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menekankan pentingnya kemampuan mengembangkan inovasi dan kolaborasi antara tenaga pengajar dan siswa. Menurutnya, hal ini menjadi modal yang penting untuk memajukan sektor pendidikan di periode teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang begitu pesat.Saat ini kita membutuhkan
tenaga pendidik yang memiliki kemampuan berinovasi dan memiliki semangat
berkolaborasi dengan baik untuk menjawab berbagai tantangan di periode
globalisasi yang penuh perubahan ini, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat
dalam keterangannya. Selasa, 12 September 2023.
Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek Dikti), permasalahan strategis pembangunan pendidikan nasional yang harus diselesaikan antara lain, kesenjangan pelayanan pendidikandan rendahnya mutu pendidikan.
Diakui Lestari, mutu
pendidikan dipengaruhi oleh kompetensi pendidik yang masih rendah dengan
sebaran yang tidak merata.
Menurutnya, kondisi tersebut
harus segera dijawab dengan berbagai langkah untuk mempersiapkan tenaga
pengajar yang profesional di periode computerized saat ini. Pasalnya,
pendidikan di periode computerized ditandai dengan terintegrasinya teknologi
informasi dan komunikasi ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Kondisi tersebut
menghadirkan tantangan yang harus dijawab dengan meningkatkan kemampuan inovasi
dan kolaborasi tenaga pengajar dan peserta didik, yang dapat menjadi modal
penting dalam memajukan lembaga pendidikan.
Ditegaskannya, pendidik dan
siswa harus memaknai literasi baru di periode computerized yang meliputi
literasi information, kemampuan membaca dan menganalisis informasi berbasis
dunia advanced, serta literasi teknologi.