Tuesday, September 12, 2023

Nilai Karakter Yang Dikembangkan Dalam Konsep Pendidikan Karakter

Filosofi kebijakan pendidikan karakter mencakup dalam unsur karakter dan pembelajaran. Mengamati bahwa wacana publik mengenai pendidikan karakter didominasi oleh fokus pada moralitas, religiusitas, dan nasionalisme. Hasilnya, kami menemukan bahwa aspek pembelajaran dalam pendidikan perlahan menjadi berbeda, khususnya dalam implementasi kebijakan terbaru, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Pendidikan Karakter dalam Sistem Pembelajaran

Pendidikan Karakter disahkannya dalam peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, filosofi yang mendasar pada 18 nilai karakter yang dikembangkan dalam konsep pendidikan karakter.

Dalam PPK, nilai dikelompokkan dalam lima aspek :

  • Religiusitas
  • Integritas
  • Nasionalisme
  • Kemandirian
  • Gotong royong

Secara teoritis, kelima aspek pendidikan karakter ini menghadirkan solusi khusus untuk mengatasi permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat tanpa mengabaikan masalah rendahnya hasil belajar. Namun dalam praktiknya, PPK cenderung dibatasi karena dominannya tiga aspek: moralitas, religiusitas, dan nasionalisme. Sangat sedikit arahan yang berorientasi pada peningkatan pembelajaran akademik.

Kebijakan pendidikan karakter

Pertanyaannya, apa tujuan pendidikan di Indonesia?

Tujuan utama pendidikan Indonesia sejak kemerdekaan padatahun 1945 ada dua, yaitu mengembangkan karakter dan meningkatkan pengetahuan peserta didik.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara menekankan empat konsep terpadu, yaitu :

  1. Tujuan etika
  2. Intelektual
  3. Estetika
  4. Kinestetik dan tiga pusat pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat).

Oleh karena itu, filosofi yang mendasari pendidikan karakter bersifat "holistik", dan mencakup peningkatan karakter dan kecerdasan, serta tanggung jawab semua pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan.

Dengan berjalannya waktu, setelah reformasi politik Indonesia pada tahun 1998, penekanannya telah bergeser. Mengikuti tren demokratisasi pada masa itu, Pendidikan Moral Pancasila berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada masa transisi ini, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Undang Sistem Pendidikan Nasional memasukkan nilai utama yang kemudian menjadi landasan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter.

Kebijakan terbaru tentang pendidikan karakter, masih berlandaskan prinsip Ki Hadjar Dewantara. Meskipun kami melihat bahwa kurang dari separuh nilai tersebut berhubungan dengan pembelajaran keterampilan atau kemampuan (seperti membaca, matematika, sains, sejarah), kami berpandangan bahwa PPK yang dirancang tidak dengan sendirinya mengurangi aspek pembelajaran.



Salam Literasi
Taman Ilmu Media