Membumikan Budaya Literasi Di Madrasah
Proses awal bimbingan menulis cerpen dengan pemaparan materi yang disuguhkan di layar monitor |
Bicara soal literasi, apa itu
Literasi?
Semua anak, terlepas dari apakah mereka mengalami kehilangan
penglihatan atau tantangan tambahan, belajar melalui pengalaman langsung yang
bermakna secara berulang dan sering untuk mengembangkan konsep dasar yang
menjadi landasan literasi. Dalam hal ini, literasi lebih dari sekedar belajar
membaca, baik dalam huruf braille maupun cetak, karena literasi dimulai dengan
pemahaman terhadap lingkungan seseorang, termasuk orang-orang, aktivitas, dan
rutinitas. Belajar mengkomunikasikan pengalaman ini mungkin melalui ucapan,
bahasa isyarat, objek, atau kombinasi dari semuanya. Literasi adalah topik luas
yang mencakup berbagai bentuk, termasuk tulisan, braille, benda, ucapan, bahasa
isyarat, dan sistem simbol lainnya.
Melek huruf sangat penting untuk kemandirian dan kualitas
hidup. Hal ini mempunyai dampak yang kuat terhadap kemampuan seseorang untuk
berpartisipasi dalam masyarakat, dan terdapat korelasi yang tinggi antara
tingkat melek huruf dan tingkat pekerjaan. Literasi berubah dengan cepat di era
ketika begitu banyak orang memiliki akses terhadap teknologi baru.
Literasi berdampak pada seluruh perkembangan kita, tidak hanya membaca dan menulis. Phil Hatlen, Superintendent, TSBVI, mengeksplorasi
hubungan ini dalam artikelnya The Impact of Literacy on the Expanded Core
Curriculum.
Siapa yang Bertanggung Jawab Mengajar Literasi?
Keluarga adalah guru pertama bagi anak dan hal ini juga
berlaku dalam bidang literasi dan bidang lainnya. Semua pengalaman masa bayi
yang mengembangkan kepercayaan dan menumbuhkan pemahaman terhadap orang-orang
dan dunia di sekitar mereka berkontribusi pada dasar-dasar yang diperlukan
untuk mempelajari berbagai keterampilan literasi. Keluarga adalah anggota
penting dari tim pendidikan yang meletakkan dasar bagi pengembangan literasi
dan konsep melalui pengalaman yang bermakna. Selain itu, membaca nyaring,
memperkaya bahasa, dan memberikan akses terhadap buku dan materi lainnya di
rumah merupakan benih-benih literasi.
Dan harus bekerja sama denganguru kelas dan spesialis membaca. Bersama-sama, mereka dapat mengintegrasikan
instruksi kompensasi khusus, yang diperlukan agar siswa dapat mengakses media
pendidikan secara efisien, dengan pengembangan keterampilan literasi berbasis
kelas.
Guru di sekolah atau guru utama bagi siswa memang mengajar
membaca dan oleh karena itu, pemahaman tentang perkembangan anak dan konsep
dasar sangatlah penting. Banyak aspek pengajaran membaca, seperti fonik, kosa
kata, dan pemahaman, bersifat universal, apa pun format yang diajarkan.
Sumber Daya Tambahan
Literasi adalah topik yang sangat besar dan terdapat banyak
sumber daya yang tersedia di luar cakupan situs web ini. Guru bagi siswa dan
pihak lain yang terlibat dalam pengajaran literasi harus membiasakan diri
dengan kumpulan pengetahuan ini.
Di masa lalu, istilah literasi terfokus secara khusus pada
kemampuan membaca dan menulis, namun kini definisi yang lebih luas semakin
diterima. Berbicara, mendengarkan, komunikasi objek, bahasa isyarat,
pengembangan konsep, dan pemahaman terhadap lingkungan dan pengalaman seseorang
merupakan bagian dari pandangan literasi yang lebih inklusif.