Fasilitas perpustakaan sekolah, merupakan fasilitas yang wajib dimiliki sekolah
Kenapa? Karenafasilitas ini wajib, apapun keadaannya dan harus ada. Selain itu, kehadiran perpustakaan juga dijadikan standar akreditasi yang sangat berpengaruh terhadap nilai tambah bagi sekolah.
Yang jadi pertanyaan, sudahkah kita mengembalikan jati diri perpustakaan sekolah sebagai mana mestinya?
Meskipun petak anggaran pengadaan inventaris perpustakaan di berbagai sekolah seringkali tidak masuk dalam prioritas anggaran dana BOS, namun perpustakaan tetap menjadi fasilitas utama yang harus dimiliki sekolah selain ruang belajar.
Bayangkan saja jika ada sekolah yang tidak memiliki perpustakaan. Jika masih ada sekolah yang saya yakin pasti akan ada atau tanpa perpustakaan, bisa dipastikan sekolah tersebut akan sangat menyedihkan.
Banyak perpustakaan yang berdiri karena minimnya anggaran. Walaupun di beberapa
sekolah yang fasilitasnya bagus keberadaan perpustakaannya juga lebih bagus,
tapi ya kurang begitu bagus. Yang penting itu ada dan layak dilakukan.
Setidaknya beberapa tentang perpustakaan, yang patut diragukan.
- Membaca dan meminjam
Perpustakaan memang menjadi tempat membaca atau meminjam buku, namun tentu saja hal tersebut tidak selalu benar. Pada jam senggang misalnya, siswa bisa datang ke perpustakaan. Apakah untuk membaca?
Ya dan tidak selalu. Perpustakaan biasanya dilengkapi dengan karpet dan meja
pendek sehingga siswa dapat duduk bersila. Bahkan, para siswa juga tidak duduk
bersila, mereka lebih memilih berbaring di lantai berkarpet, hal yang tidak
mungkin mereka lakukan di kelas.
Untuk kegiatan lainnya, biasanya para pelajar juga datang ke perpustakaan untuk
ngobrol, bergurau santai, bermain, dan berteduh. Di sana tentunya mereka bisa
saling curhat, ngobrol, bahkan bergurau.
- Ruang serba guna
Kegiatan organisasi juga dilakukan di perpustakaan. Misalnya saja rapat, ini, itu yang membahas konsep kegiatan.
Bagaimana dengan master? Selain membaca, master juga bisa datang ke perpustakaan dengan kegiatan yang hampir tidak ada bedanya dengan siswa. Berselancar menggunakan koneksi web complimentary, bergosip, atau sekedar ingin istirahat bisa dilakukan di sini.
- Tidak boleh berisik di perpustakaan
Aturan ini sepertinya akan tetap menjadi aturan tertulis. Karena perpustakaan sekolah bisa menjadi tempat apa saja selain membaca. Berharap perpustakaan menjadi sunyi tanpa ada suara itu sama saja berharap siswa tidak ngantuk saat mendengar guru ceramah satu jam penuh. Menganggap perpustakaan tempat yang sunyi adalah anggapan yang perlu dikoreksi lagi.
- Pusatnya berbagai macam buku
Perpustakaan hendaknya menjadi pusat berbagai macam buku. Di sekolah,
perpustakaan merupakan pusat sirkulasi peminjaman buku paket pembelajaran.
Jadi, sebenarnya kalau kita berharap bisa menemukan banyak buku, ada baiknya
harapan itu direvisi.
Perpustakaan sekolah terlihat memiliki banyak rak buku, namun ketika masuk ke
dalamnya, isi rak hanya buku pelajaran saja. Padahal siswa juga sudah membaca
buku pelajaran dan mempelajarinya selama di kelas. Pikiran untuk bisa menemukan
buku atau referensi lengkap yang bagus tentu saja hilang seketika. Jangan
anggap perpustakaan sekolah sama dengan toko buku Gramedia ya.
- Tempat untuk membaca buku
Tampaknya pernyataan ini kurang tepat untuk perpustakaan sekolah. Sebagian
besar perpustakaan sekolah hanya menggunakan sedikit ruang. Bahkan, tidak
sedikit masyarakat yang memanfaatkan bekas ruang kelas yang sudah tidak terpakai
lagi atau ruang lain yang awalnya tidak dijadikan perpustakaan.
Sepanjang anggarannya kecil, belum tersedia fasilitas yang memadai, perpustakaan hanya ada untuk memenuhi syarat kelengkapan fasilitas.