Inspirasi dari para pedagog dan filsuf masa kini dan masa lalu
![]() |
Sumber, https://www.freepik.com/free |
Pembahasan tentang apakah sekolah, pengajaran, dan pembelajaran harus memiliki tujuan untuk mempertahankan
masyarakat sebagaimana adanya, ataukah akan melatih generasi berikutnya untuk
mempertanyakan status quo, berpikir secara mandiri, dan memengaruhi serta
melakukan perubahan, bukanlah pembahasan baru.
Dalam sejarah Pedagogi, kita
menemukan para pedagog progresif menggunakan berbagai metode pedagogi untuk
membebaskan siswa. dengan mengajarkan mereka kreativitas, kerja sama dengan
sesama manusia, berpikir kritis, dan keberanian, kemauan, serta kapasitas untuk
menjadi mampu bertindak secara mandiri dan membiasakan diri mengubah apa yang
tidak dianggap benar.
Berpikir kritis – Socrates dan Paulo Freire
Tujuan untuk menumbuhkan pemikiran kritis dan membebaskan potensi setiap siswa untuk berpikir secara
mandiri, telah terjadi di Yunani lebih dari 400 tahun SM. Socrates
memperkenalkan metode dialektika, yang melibatkan diskusi berdasarkan
pertanyaan untuk merangsang pemikiran kritis dan memprovokasi diskusi untuk
mempertimbangkan kembali keyakinan dan nilai-nilai para peserta didik.
Penting bagi peserta didik
untuk mengembangkan kriteria penggunaan pengetahuan. Ia harus mampu memutuskan
sendiri bagaimana dan untuk apa ia akan menggunakan pengetahuan. Pembentukan
demokrasi, di mana peserta didik dilatih untuk bertindak secara demokratis
daripada sekadar mempelajari cara kerja demokrasi secara politis, merupakan
komponen penting dari Bildung/pembentukan (kompetensi penanganan dan kompetensi
tindakan)
Ide di balik model ini adalah bahwa untuk dapat menerapkan ide-ide seseorang ke dalam tindakan dengan orang lain, semua komponen model harus terlibat dalam interaksi dialektis. Karena kita tidak tahu masyarakat seperti apa yang akan dididik, tidaklah cukup hanya dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan tradisional. Mereka harus belajar bertindak dalam situasi yang berubah – tidak hanya beradaptasi dengan keadaan baru tetapi juga bergabung dan membantu membentuk keadaan baru.
Ekoliterasi
Salah satu masalah utama yang kita hadapi saat ini adalah krisis lingkungan. Ekoliterasi melibatkan
jenis pemikiran “sistemik” baru—berpikir dalam konteks hubungan, keterhubungan,
dan konteks.
Kendala terbesar menghadapi
pendidikan abad ke-21 yaitu, mengajarkan ekoliterasi. Ini adalah upaya yang
melampaui semua perbedaan ras, budaya, dan kelas. Tujuan kita bersama yaitu
menciptakan dunia yang berkelanjutan bagi generasi mendatang karena bumi adalah
rumah kita. (Capra, 2015:5).
Sekolah mengajarkan bahwa
pembelajaran bersifat sosial, emosional, kognitif, dan etis secara bersamaan,
menurut para penulis. Baik mereka menyadarinya atau tidak, sekolah mengajarkan
dengan cara mereka membuat keputusan komunitas, menginvestasikan sumber daya
mereka, dan menyediakan makanan, energi, bahan, tempat tinggal, transportasi,
dan air bagi diri mereka sendiri." (Caprah, 2015)
Untuk mempersiapkan generasi baru dalam kehidupan di tengah masyarakat yang berubah cepat, kita perlu
memberdayakan siswa. Kita perlu memberi mereka perangkat untuk menemukan cara
mereka sendiri dalam bekerja sama dengan sesama manusia, termasuk memahami,
menghormati, dan melindungi berbagai jaringan sistem kehidupan yang rumit.
Untuk itu, kita perlu konsep
yang lebih luas tentang tujuan pengajaran dan pembelajaran. Tujuannya harus
berupa pengembangan holistik setiap peserta didik, yang berkontribusi pada
kemampuannya untuk menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam mengarahkan
perubahan menuju kebaikan bersama, serta melatih kemampuan dan kebiasaan untuk
belajar sepanjang hayat – selalu memperbarui diri dengan situasi saat ini dan
untuk masa depan yang akan datang.
Karena kita hidup di duniayang mengglobal, mereka harus belajar tentang situasi nasional serta situasi
internasional, memahami berbagai tantangan yang dihadapi di zaman ini. Mereka
perlu mengetahui, memahami, dan merawat juga melindungi sendiri dengan semua
makhluk hidup dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
![]() |
https://atid.me/go/ySLVSxjx |
Salam
Taman Ilmu Media