Meningkatkan Nilai Karakter dengan Latihan Membaca dan Menulis
![]() |
Siswi MINU Trate Putri Gresik |
Pendidikan literasi adalah kemampuan berbahasa yang digerakkan oleh seseorang untuk disampaikan
dengan berbagai cara sesuai tujuannya. Arti singkat dari kemahiran adalah
kemampuan membaca dengan teliti dan mengarang. Beberapa manfaat dari literasi
yang harus dilatih yaitu,
1. Meningkatkan nilai
karakter dengan latihan membaca dan menulis.
2. Membantu seseorang melibatkan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat.
3. Membantu mengembangkan dan memupuk sifat-sifat luhur dalam diri seseorang.
Hasil karya siswi MINU Trate Putri dalam pengembangan literasi membaca dan menulis.
Anak Yang Sombong
By. Aira, Vanessa, Aeryn (kelas 2 ICP)
Suatu hari Aira dan Vanessa
bermain petak umpet. Tiba–tiba, ada temannya yang menghampiri mereka berdua. Mereka
mengira mau ikut bermain bersama, eh ternyata hanya untuk memamerkan kerudung
barunya.
Lalu Aira dan Vanessa
berkata, “Kami tidak ingin kerudung seperti itu karena, kita memakai kerudung
ini sudah bagus kok, ngapain beli kerudung baru.”
Lalu Ia menjawab, “Aku
hanya memberi tahu kalian kalau aku mempunyai kerudung baru,” dengan gaya
sombong sambil menyengir dan berlalu pergi.
Aira dan Vanessa lanjut
bermain sampai sore sampai akhirnya terdengar adzan maghrib.
”Vanessa sudah
terdengar adzan, mari kita ke masjid bersama,” kata Aira.
“Yuk, kita ke masjid,”
jawab Vanessa.
Sesampainya di
masjid, Aira dan Vanessa bertemu temanya yang sombong itu. Dia ternyata
memamerkan barang baru lagi. Ternyata barang baru yang ia pamerkan adalah jam
tangan. Aira dan Vanessa pun tetap saja tidak iri dengan barang–barang baru
yang dipamerkannya itu.
Anak sombong itu pun
kesal sambil berkata dalam hati, ”Ih, kok bisa sih, Vanessa dan Aira tidak iri
dengan barang baruku”.
Lalu esok harinya, Airadan Vanessa pun bermain. Tiba – tiba ada anak yang ingin berkenalan dengan Vanessa
dan Aira.
Anak baru itu pun
berkata, ”Perkenalkan namaku Aeryn, boleh tidak aku bergabung dengan kalian?”
kata Aeryn.”
Aira pun berkata,
“Hati–hati ya Aeryn, jika bermain dengan kita, karena setiap hari kita di
pamerkan barang baru oleh anak yang sering menggangu kita”.
”Iya Aira, aku akan
berhati–hati, kalau boleh tau siapa namanya”. “Kita berdua tidak
tau,” kata Aira. “Iya Aeryn, kita juga
tidak tau siapa dia tapi sepertinya ia tau dari teman dekatnya, dulu dia teman
kita. Semenjak ada anak itu bestie kita dulu sering bermain bersama dia, dia
juga sering di belikan teman dekatnya yang baru itu mainan makanan, dll,” kata
Vanessa. ”Oh gitu, masak teman
kalian menjadi gitu?” kata Aeryn. ”Iya, kalau tidak
percaya besok kamu ikut kita aja biar tau,” kata Vanessa. “Ok,” kata Aeryn. Keesokan harinya Aira, Vanessa dan Aeryn bermain bersama dan tiba–tiba anak itu datang lagi
untuk memamerkan benda barunya. “Memang benar yang
kamu katakan kemarin anak itu datang untuk memamerkan barang–barangnya,” kata
Aeryn sambil bisik–bisik. “Hai teman-teman, aku
datang lagi…aku pamer lagi nih, ada bando baru, baju baru, dan celana baru,”
kata anak itu.
“Ngapin sih, pamer–pamer
gak ada gunanya yang ada malah masuk neraka, tuh,” kata Aeryn.
Si anak sombong itu
pun pergi, karena ia tidak dihiraukan oleh Aira dan Vanessa. “Ooo, itu anak yang
suka pamer, ternyata wajahnya biasa-biasa aja,” kata Aeryn. “Sebenarnya itu teman
TK ku dulu dan namanya Aisyah,” kata Aeryn. ”Ooo namanya Aisyah,”
kata Vanessa. Mereka bertiga bermain sampai adzan maghrib. Lalu mereka pergi ke masjid bersama. Sesampainya di
masjid mereka bertemu Aisyah. ”Oh, ini teman baru
kalian,” kata Aisyah. “Iya, aku teman baru
Vanessa dan Aira,” kata Aeryn dengan nada semangat.