Monday, December 18, 2023

Belajar Dari Kesalahan

 Belajar Dari Kesalahan

By. Keane
Siswi MINU Trate Putri


Seperti biasa, sehabis ngaji aku berbaring santai dengan ponsel di tanganku. Aku merasa lapar, jadi aku bangun dari kasur dan berjalan ke kamar Bunda.

“Bun, aku mau makan. Ada lauk apa kali ini, ya?” Tanyaku pada Bunda.

Bunda melihat ke arahku dan menjawab, “Itu ada rawon, di dapur”.

Ah rawon, bisikku dalam hati. Aku tidak suka lauk itu, padahal aku sangat lapar. Aku berjalan lunglai kembali ke kamar dan mengambil ponselku. Kuhubungi kakak sepupuku untuk kuajak pergi membeli makan atau jajanan ringan untuk mengganjal perut. Karena ia sudah setuju, aku segera bersiap-siap sekaligus shalat maghrib.

“Oh, Mbak Raya udah datang?” Tanyaku kaget. Tak kusangka kakak sepupuku yang lemot itu sudah nangkring di ruang tamu rumahku.

“Ayo berangkat, soalnya aku juga lapar,” ajaknya. Oh, pantas aja dia udah sampai, batinku. Di perjalanan, kami mengobrol banyak hingga ia bertanya padaku, “Sekolah kamu besok masuk kah?”

“Iya lah, besok kan masih hari Jumat,” jawabku.

Aku jalan-jalan bersama kakaksepupuku tanpa sadar melupakan sesuatu.

Paginya, aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah. sesampainya di sekolah, aku menyapa Nina yang sedang sibuk menulis sesuatu. Karena melihat Nina yang tidak kunjung selesai, akhirnya aku bertanya padanya.

“Hei, kamu sedang mengerjakan apa sih, kok dari tadi belum selesai?”

“Aku mengerjakan tugas rumahnya Bu Suki. Badanku sedikit tidak enak semalam, jadi aku tidak memaksakan diri untuk belajar,”  jawab Nina.

Mendengar jawaban Nina, jantungku terasa seperti copot. Oh, ya ampun, aku lupa kalau ada tugas rumah dari Bu Suki. Sesungguhnya yang aku ingat semalam hanyalah perut kosong dan tidak mengingat apapun selain itu. Karena waktu bel masuk sudah dekat jadi aku tidak sempat mengerjakannya, aku hanya terdiam pasrah menunggu waktu.

“Assalamualaikum anak-anak selamat pagi, apa kabar kalian semua?” Ibu Suki memberi salam dan menanyakan kabar kami.

“Waalaikumsalam Ibu, kami baik,” sahut kami.

“Alhamdulillah, kemarin saya beri kalian tugas tolong dikumpulkan di meja saya,” kata Bu Suki.

Kami mengumpulkan tugas, namun aku merasa deg-degan karena belum menyelesaikan tugas itu sama sekali. Aku melihat semua teman-teman mengumpulkan satu per satu. Setelah itu, Bu Suki terlihat mengecek tugas tersebut.

“Ini tugasnya kurang satu, siapa ya yang belum mengumpulkan? Coba angkat tangan,” kata Bu Suki.  Mendengar perkataan Bu Suki, aku dengan takut mengangkat tanganku menandakan bahwa aku belum mengerjakan tugas nya.

“Keane, kenapa belum mengerjakan?” Tanya Bu Suki.

“Eh.. itu Bu, saya tugasnya ada di rumah, Bu,” jawabku dengan sedikit gemetar.

Aku mengatakan sebuah kebohongan agar terhindar amarah Bu Suki. “Apa bener? jangan bohong. Saya tahu kalau kamu berbohong”.

Bu Suki melihatku yang dengan jelas mengatakan kebohongan. “Kalau belum mengerjakan jangan berbohong, kalau kamu berbohong, itu dosa namanya. Kalau begitu ibu akan beri kamu hukuman!!” Kata Bu Suki dengan nada yang sedikit marah. Aku sedikit berkeringat dingin mendengar tentang hukuman tersebut.

“Keane, tulis di bukumu sampai 100 kali dengan tulisan ‘saya belum mengerjakan pr dan berbohong dan saya tidak akan mengulanginya lagi’. Setalah selesai, kumpulkan sehabis waktu pelajaran berakhir,” kata Bu Suki.

Pelajaran berlanjut aku punmenulis hukuman yang diberikan Bu suki. Waktu berlalu, akhirnya setelah menulisnya sebanyak 100 kali aku pun menyadari bahwa perbuatan yang kulakukan adalah hal yang buruk.

Waktu aku mengumpulkan hukuman, Bu Suki berkata, “ Keane, Ibu sebenarnya tidak ingin menghukum kamu. Tapi, karena kamu berbohong belum mengerjakan tugas, jadi saya melakukannya. Tolong jujur dan tolong jangan ulangi lagi. Saya itu tidak suka kalau murid itu tidak disiplin dalam mengumpulkan tugas pada waktunya, ya! Lain kali kerjakan tugas secara tepat waktu dan kumpulkan sesuai waktunya“.

Ibu Suki menasihatiku denganpenuh perhatian dan aku mendengarkannya dengan seksama. Jujur aku pun mengagumi Bu Suki. Karena kejadian ini, aku pun berjanji pada diri sendiri tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi.

 

TAMAT

 

Salam Literasi

Taman Ilmu Media