Wednesday, November 1, 2023

Pendidikan Karakter Dalam Melahirkan Peserta Didik Berkualitas

Pada hakikatnya pendidikan karakter diartikan sebagai upaya menanamkan kebiasaan baik (pembiasaan) agar peserta didik mampu berperilaku dan bertindak berdasarkan nilai yang telah menjadi kepribadiannya.


Siswi MINU Trate Putri Gresik

Pendidikan karakter harus selalu diajarkan, dibiasakan, dilatih secara konsisten dan kemudian menjadi karakter bagi peserta didik.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperkuat pendidikan karakter bagi siswanya, dimana guru harus mencontohkan apa yang disampaikan dan akan ditiru oleh siswanya. Keteladanan yang diberikan pendidik akan memudahkan siswa dalam menerapkan nilai karakter.

Guru adalah seseorang yang dikagumi dan ditiru. Gugu artinya apapun yang disampaikan master, baik lisan maupun tulisan, dapat dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh seluruh siswa. Sedangkan ditiru artinya sebagai guru harus menjadi teladan dalam setiap tindakan yang dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru adalah panutan dan panutan bagi seluruh siswanya.

Dalam kondisi saat ini dimana kekerasan dikalangan remaja/masyarakat semakin meningkat, penggunaan bahasa dan perkataan yang tidak baik oleh siswa, rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok, budaya berbohong/tidak jujur, dan semakin maraknya kekerasan yang terjadi di kalangan remaja/masyarakat. Adanya rasa saling curiga dan benci antar manusia menjadikan pendidikan karakter sebagai prioritas yang harus selalu diperkuat.

Di sisi lain, banyak pihak yang berpendapat, hasil pendidikan khususnya yang menyangkut "Akhlak" sangat memprihatinkan. Dunia pendidikan seolah-olah tidak selaras dengan kepribadian peserta didik dan hanya mengandalkan peningkatan akademik peserta didik. Padahal, setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan pembentukan karakter peserta didik di sekolahnya masing-masing.

Penguatan pendidikan karakter hendaknya merupakan gerakan pendidikan yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, perasaan, pikiran dan olah raga dengan keterlibatan dan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter.

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diprakarsai oleh Presiden Joko Widodo yang juga menjadi dasar lahirnya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Pendidikan karakter harus selalu dilaksanakan di sekolah

Lima nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter :
1) Integritas
2) Religiusitas
3) Nasionalisme
4) Kemandirian
5) Gotong royong) harus tercermin dalam perilaku warga sekolah.

Pada hakikatnya pendidikan karakter diharapkan mampu membentuk manusia yang berkarakter holistik di samping membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya mampu mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara seimbang (profound, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani). Dan juga secara ideal. Hal ini menjawab anggapan yang selama ini beredar bahwa pendidikan hanya menekankan dan berorientasi pada "aspek akademik" dan tidak mengembangkan aspek sosial, emosional, kreatif bahkan motorik. Siswa hanya dipersiapkan untuk mendapat nilai bagus, namun tidak dilatih untuk bertahan hidup.

Hal ini sebenarnya dapat terwujud jika penguatan pendidikan karakter terprogram dan terencana dengan baik, misalnya penguatan pendidikan karakter berbasis kelas yang sebaiknya dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajaran. Pembiasaan dan pengembangan nilai baik akan diserap siswa dalam pembelajaran ini.
Dalam penguatan pendidikan berbasis sekolah, sekolah tidak hanya dimaknai sebagai tempat belajar saja, namun sekaligus juga dijadikan sebagai tempat memperoleh peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri, dengan organization lain sekolah adalah bukan hanya sekedar tempat "move ilmu pengetahuan" tetapi juga lembaga yang berperan dalam expositions pembelajaran yang berorientasi pada nilai baik (esteem driven venture). Selain itu, sekolah bertanggung jawab tidak hanya menghasilkan peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga berkarakter dan berkepribadian.

Sedangkan penguatan pendidikan karakter berbasis keluarga dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan budi pekerti dan pembentukan budi pekerti bagi peserta didik sehingga keluarga/rumah tangga menjadi "sekolah cinta" tempat belajar penuh cinta sejati dan kasih sayang. Yang pertama adalah menanamkan nilai dan prinsip dasar yang baik dalam kehidupan sehingga diharapkan siswa mempunyai potensi dan bekal yang memadai untuk mengikuti expositions pembelajaran di sekolah.

Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat dilaksanakan karena masyarakat luas mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan penanaman nilai estetika dan etika bagi pembentukan karakter peserta didik dimana masyarakat telah mempunyai sistem nilai yang selalu dianutnya. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan, termasuk pelajar, sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab bersama dalam menjunjung tinggi nilai baik dan mencegah nilai buruk.

Agar dapat memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu didukung dengan keteladanan, pengajaran dan penguatan.

Dari segi keteladanan, dimana guru, orang tua atau masyarakat dapat menjadi teladan yang positif bagi peserta didik, sedangkan dari segi pengajaran, guru dan keluarga mengajarkan karakter/nilai yang baik dan memadukan ilmu akademik dengan nilai kearifan lokal. Juga dari segi penguatan, dimana sekolah dan keluarga harus mampu meningkatkan atau memantapkan karakter dan nilai yang baik dengan mendukung kegiatan di luar sekolah, di luar rumah, dan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pada dasarnya penguatan pendidikan karakter mengarah pada terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap/perilaku dan keterampilan yang baik menuju time revolusi industri 4.0 dan period Society 5.0. Harapannya, dengan selalu memperkuat pendidikan karakter, kita akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis yang baik, namun juga memiliki karakter yang berkualitas.



Salam Literasi
Taman Ilmu Media